Jatim.Rasionews.com|Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kelompok Tani (Poktan) Pajero Grup sukses menggelar panen raya di Telaga Semanggi, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, pada Rabu (12/2). Panen ini menghasilkan sekitar 250 kilogram aneka ikan dan hasil bumi, menandai keberhasilan pemanfaatan lahan untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan warga alam panen raya kali ini, berbagai jenis ikan seperti Tombro Majalaya, Bandeng, Patin, dan Nila berhasil dipanen dari bozem seluas 1,1 hektare tersebut. Selain itu, hasil bumi seperti pisang, singkong, cabai, terong, dan kacang panjang juga melimpah. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menegaskan bahwa panen ini merupakan bagian dari strategi pemkot dalam menjaga ketahanan pangan dan menekan inflasi di kota.Transformasi Bozem Jadi Lahan Produktif
Sebelumnya, bozem Telaga Semanggi hanyalah lahan kosong yang kurang dimanfaatkan. Namun, dalam dua tahun terakhir, Poktan Pajero Grup mulai mengelolanya dengan menanam berbagai jenis tanaman dan membudidayakan ikan.
“Dulunya area ini hanya kolam kosong. Setelah dibersihkan, Poktan Pajero mulai menanam pisang, singkong, dan sayuran. Kini, tempat ini berkembang menjadi lahan produktif,” ujar Antiek.
Hasil panen dari lahan ini tidak hanya dikonsumsi oleh warga sekitar, tetapi juga dijual kembali untuk menambah pendapatan kelompok tani dan masyarakat. Selain itu, kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai area pemancingan berbayar, yang menjadi salah satu sumber pemasukan tambahan.
Menurut Antiek, pemanfaatan lahan seperti ini sejalan dengan program Kampung Madani yang diinisiasi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dari dalam daerah serta menciptakan lingkungan yang mandiri secara ekonomi dari potensi Agrowisata di Telaga Semanggi
- Advertisement -
Sekretaris Poktan Pajero Grup, Sunardi, menjelaskan bahwa sistem budidaya ikan di bozem ini menggunakan metode keramba. Bibit ikan awalnya ditempatkan di dalam keramba sebelum dilepaskan ke perairan bebas hingga masa panen tiba.
Selain perikanan dan pertanian, kawasan ini juga dikembangkan menjadi destinasi wisata lokal. Dengan tarif Rp 30.000 per hari, warga bisa menikmati aktivitas memancing dari pukul 06.00 hingga 16.00 WIB. Bahkan, Poktan Pajero Grup rutin mengadakan lomba memancing untuk menarik minat masyarakat.
Lebih jauh, Sunardi mengungkapkan bahwa kelompoknya berencana mengembangkan Telaga Semanggi menjadi kawasan agrowisata. Rencana ini mencakup pembangunan jogging track, wisata pemancingan, pertanian edukatif, taman bermain, hingga area UMKM.
- Advertisement -
“Jika mendapatkan izin, Telaga Semanggi akan dikembangkan menjadi tempat wisata edukatif yang bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar,” katanya.
Dengan berbagai inovasi dan pengelolaan yang berkelanjutan, Telaga Semanggi tidak hanya menjadi sumber pangan lokal tetapi juga destinasi wisata yang berpotensi menggerakkan ekonomi masyarakat. Ke depan, Pemkot Surabaya bersama kelompok tani akan terus mengembangkan model serupa di berbagai wilayah untuk menciptakan lingkungan yang mandiri dan berdaya.
Mujiono