Jatim.Rasionews.com|BANYUWANGI- Akhir – akhir ini negeri dongeng vesi diriuhkan oleh sosok pendekar baru yang bernama Samdegleng. Ia merupakan murid dari salah satu pendekar tersohor di negeri dongeng dan ia bernama Sarmali. Kali ini Samdegleng menabuh genderang perang melawan patih – patih dengan menuding adanya tindakan korupsi pada tubuh pembesar negeri dongeng.
Tidak sedikit yang merespon atas pergerakan Samdegleng, bahkan banyak para pendekar lain diluar perguruannya turut serta ambil bagian atas tindakannya. Namun sangat disayangkan bahwa kemampuan dan persiapan Samdegleng sangat minim atau terkesan dipaksakan oleh sang maha guru Sarmali sehingga ia tidak paham atau tidak menguasai medan peperangan dengan baik
Para ahli paranormal yang ada di negeri dongeng pun turut serta ambil peran dan bagian untuk menganalisa pergerakan yang dilakukan oleh Samdegleng. Salah satu ahli paranormal itu bernama Tedjo. Ia berkata, menurut ramalan saya si Samdegleng ini belum sepenuhnya menguasai ilmunya, ia hanya menguasai ilmu ” jurus mabuk ” saja. Samdegleng tidak menyadari bahwa dirinya dimanfaatkan oleh gurunya dan pendekar lain memanfaatkan ” jurus mabuk ” nya.
Tedjo menjelaskan bahwa Samdegleng minum alkoholnya terlalu kebanyakan, jadi ” jurus mabuk ” nya itu tidak benar – benar ia kuasai sehingga pergerakan Samdegleng banyak dimanfaatkan oleh pendekar diluar sana yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan kepingan – kepingan emas dari patih – patih atau petinggi negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk – Jembuk.
Siapa yang diuntungkan dengan gerakan pendekar Samdegleng?. Tentu jawabannya adalah guru Sarmali dan pendekar – pendekar diluaran yang sedang mengejar kepingan emas dengan memanfaatkan gerakan pendekar Samdegleng.
Pesan dari opini di cerita fiksi ini adalah jangan gegabah dalam melakukan sebuah gerakan. Jangan melakukan gerekan berdasarkan rasa sakit hati, sehingga bisa berdampak kurangnya objektif sebuah gerekan dan hanya dikuasai amarah sehingga pergerakan kita tidak matang dan terkesan asal – asalan atau dipaksakan. Selain itu, gerakan yang dilakukan mudah dimanfaatkan atau ditunggani oleh orang – orang yang memiliki kepentingan lain.
Mohon maaf jika ada kesamaan kata dan cerita, semua ini hanya cerita fiksi dan sebagai hiburan semata.
Veri Kurniawan S.ST., S.H ( FOSKAPDA )
Agus/Toni.