Jatim.Rasionews.com|BANYUWANGI – Sungguh memprihatinkan.!! wanita Lanjut Usia (Lansia) Misnah (74), Warga Dusun Krajan, Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, saat ini menjadi perhatian publik. Pasalnya di usianya yang sudah tua renta ditambah kondisi fisik tidak dapat melihat (tuna netra) dan tidak bisa berjalan, sangat membutuhkan perhatian dari semua pihak baik dari keluarga terlebih dari instansi terkait. Sabtu 11/05/2023.
Saat di kunjungi oleh beberapa awak media, dirumah anak angkatnya yang berada di Dusun Jaliyo, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Banyuwangi, Misnah (74) terlihat sedang istirahat dengan memakai mukenah yang masih melekat ditubuhnya.
Slamet, selaku anak angkat dari Misnah (74) mengatakan, rumah ibu sudah dijual setelah itu saya juga kontrakkan rumah untuk ibu. Menjelang lebaran kemarin kontrakan habis. Saya bingung, selanjutnya saya datangi rumah Kades untuk meminta bantuan.
“Saat itu saya bingung, kontrakan ibu habis dan harus segera keluar. Saya datangi rumah Kades untuk minta bantuan,” kata Slamet, dihadapan beberapa awak media dengan raut muka sedih saat didatangi di rumahnya.
Pada saat dirumah kades, lanjut Slamet, ia benar-benar bingung karena tidak ada lagi yang dianggap bisa membantunya, hingga ia pun curhat dan berdiskusi untuk mencari solusi perihal mencarikan tempat untuk ibu angkatnya itu. Alhasil dari diskusi tersebut mendapatkan solusi yaitu Pak Kades akan mengupayakan mengajukan ke Panti Jompo yang lokasinya berada di Glenmore.
- Advertisement -
Selanjutnya, setelah Lebaran Idhul Fitri kemarin, atas perintah Kades Jajuli, Sekretaris desa bersama Kadus dan Slamet mendatangi Panti Jompo yang ada di Glenmore. Akan tetapi sesampainya disana hanya bertemu dengan wakil pengelola Panti Jompo dan langsung menyampaikan maksud tujuannya, lagi-lagi kedatangannya belum mendapatkan jawaban karena harus menunggu kepala Panti Jompo yang saat itu lagi berada diluar kota.
“Kalau menurut aturan, di Panti Jompo setidaknya harus bisa mandiri. Baik berjalan, makan minum dan membersihkan diri sendiri,” ucap Slamet, menirukan penuturan pengelola Panti Jompo
Dijelaskan juga oleh Slamet, sewaktu Misnah (74) menempati rumah kontrakan di Desa Dadapan, setiap hari dirinya pulang pergi untuk merawat ibu angkatnya. Hingga akhirnya ibu angkatnya di boyong untuk tinggal di rumahnya yang berada di Dusun Jaliyo, Kelurahan Sumberrejo.
- Advertisement -
“Satu hal yang saya harapkan, adanya tempat untuk ibu angkat saya ini. Bukan saya tidak mau ibu tinggal bersama saya, satu sisi saya juga masih numpang di tanah orang yang saya tempati sekarang,” terangnya.
Dia pun mengakui, selama ini banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah desa Dadapan untuk ibu angkatnya, banyak bantuan pemerintah yang sudah diterima bahkan sering, termasuk kepedulian warga sekitar baik berupa makanan, sembako dan uang santunan.
Sementara Kepala Desa Dadapan, Jajuli, saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon WhatsApp mengatakan, Pemdes Dadapan sudah memberikan berbagai upaya Kepada Bu Misnah, beliau warga kita. Semua bentuk bantuan untuk warga selalu kami berikan, bahkan kami juga himbau untuk warga yang mampu bisa berbagi kepada beliau
“Termasuk upaya kami untuk mengajukan ke Panti Jompo. Saat ini pun kami masih menunggu jawaban,” ujar Kades Dadapan, Jajuli
“Apa mungkin karena harus bisa mandiri, terlebih kondisi Bu Misnah tidak bisa melihat dan berjalan yang menjadi pertimbangan Panti Jompo,” imbuhnya
Selain itu, pihak Pemdes Dadapan juga akan mengupayakan langkah alternatif yakni rencana untuk menempatkan Bu Misnah di tanah Wakaf milik desa. Itupun juga harus ada persetujuan semua pihak, juga ada perwakilan pihak keluarga yang nantinya menjaga dan menemani.
“Mengingat Bu Misnah tidak bisa melihat dan berjalan, mangkanya harus ada pihak keluarga yang nantinya menjaganya,” pungkasnya.
Kin.