Arak-arakan Becak Listrik Tegaskan Komitmen Lumajang pada Pembangunan Humanis
Jatim Rasionews.com Lumajang | Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda kuat arah pembangunan daerah yang berorientasi pada manusia dan bernilai strategis. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari proyek infrastruktur besar, melainkan dari kemampuan pemerintah menghadirkan kebijakan yang benar-benar menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat kecil, khususnya para tukang becak lansia yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas perkotaan.
Bupati Lumajang Indah Amperawati atau Bunda Indah menegaskan, program becak listrik dirancang sebagai bentuk intervensi sosial yang inklusif sekaligus memberdayakan.
“Setiap unit becak listrik yang melintasi pusat kota adalah simbol bahwa pembangunan kami menempatkan manusia sebagai prioritas. Ini bukan sekadar bantuan, tetapi wujud penghargaan terhadap warga yang tetap produktif di usia lanjut, sekaligus memastikan mereka memiliki peran ekonomi yang bermartabat,” ujar Bunda Indah.
Ia menambahkan, dampak kegiatan ini bersifat multidimensi. Dari sisi sosial, tukang becak lansia tetap produktif, kesejahteraan mereka lebih terjamin, serta memperoleh pengakuan publik. Dari sisi ekonomi, aktivitas becak wisata mendorong perputaran ekonomi lokal, membuka peluang bagi pedagang kecil, UMKM, hingga sektor jasa pariwisata. Sementara dari sisi lingkungan, penggunaan becak listrik dinilai mampu mengurangi polusi udara dan kebisingan, sehingga menghadirkan suasana kota yang lebih nyaman bagi warga dan wisatawan.
Lebih jauh, arak-arakan becak listrik ini menegaskan prinsip pembangunan humanis yang menyentuh masyarakat dari lapisan paling dasar. Pemerintah Kabupaten Lumajang menekankan bahwa setiap program pembangunan harus menciptakan efek berganda, mulai dari pemberdayaan penerima manfaat, penguatan ekonomi lokal, hingga dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan.
- Advertisement -
“Arak-arakan becak listrik ini bukan sekadar simbol, melainkan representasi nyata pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada manusia sebagai pusat kebijakan,” pungkasnya.
(Kib)




