Kerapan Sapi di Selok Anyar Kembali Digelar, 189 Pasang Sapi Meriahkan di Lapangan
Jatim Rasionews.com Lumajang Tradisi kerapan sapi kembali digelar di lapangan Desa Selok Anyar, Kecamatan Pasirian, Sabtu (15/11/2025). Tradisi yang telah menjadi agenda rutin dan berlangsung dua kali dalam setahun ini kembali mendapat antusiasme tinggi dari warga.
Perlombaan dimulai pukul 13.00 WIB dengan jumlah peserta mencapai 189 pasang sapi, sebagian besar berasal dari wilayah lokal. Panitia bersama Kamtibmas dan anggota Polsek Pasirian turut hadir untuk memastikan jalannya kegiatan berlangsung aman dan tertib.
Kerapan sapi dikenal sebagai tradisi yang sangat lekat dengan budaya masyarakat Madura. Pada kesempatan ini, selain peserta lokal, beberapa peserta juga membawa sapi dari Madura untuk mengikuti perlombaan.
Kepala Desa Selok Anyar, Nurhasin, menjelaskan bahwa lapangan tersebut memang diperuntukkan bagi masyarakat dan dapat digunakan oleh siapa saja untuk mengadakan kegiatan, selama tetap menjaga serta membantu perawatannya.
“Kalau tidak salah, tahun ini sudah tiga kali digunakan untuk kerapan sapi,” ujarnya.
- Advertisement -
Biaya pendaftaran lomba bervariasi sesuai kelas perlombaan, mulai dari kelas kecil hingga kelas A. Untuk kelas ABC, biaya pendaftaran mencapai sekitar tujuh juta rupiah, sementara untuk kelas lain sebesar delapan ratus ribu rupiah.
Ia menambahkan bahwa hadiah yang disiapkan panitia cukup menarik. Untuk kelas utama, disediakan hadiah satu unit sepeda motor , Sementara kelas di bawahnya mendapatkan sepeda listrik serta berbagai hadiah menarik lainnya.
Nurhasin berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.“Paling tidak memberi dampak persatuan dan kesatuan, guyub rukun. Kerapan sapi ini bukan untuk mencari masalah, tapi untuk merekatkan hubungan persaudaraan,” ungkapnya.
- Advertisement -
Sementara itu, Duljaman, selaku ketua paguyuban, menambahkan bahwa tradisi kerapan sapi merupakan bagian penting dari budaya masyarakat yang diharapkan terus berkembang dan memberikan nilai ekonomi bagi para peternak. “Tradisi ini harus tetap dijaga,” katanya.
Dengan tingginya antusiasme masyarakat, kerapan sapi di Desa Selok Anyar kembali menjadi hiburan tradisional yang tidak hanya menjaga kelestarian budaya, tetapi juga mempererat hubungan antar warga.
(Kib)




