Jatim.Rasionews.com|Banyuwangi.Aktivis muda Banyuwangi, Bondan Madani menyampaikan alasan kepada awak media perihal dirinya sering mengkritisi PT. Bumi Suksesindo (BSI) yang mengelola tambang emas di gunung tumpang pitu Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Menurutnya, semenjak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA) dirinya sudah aktif di ekstrakurikuler Pecinta Alam. Perlu diketahui bersama, sebelum aktif sebagai Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Bondan Madani merupakan salah satu perintis Organisasi Pecinta Alam Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi atau biasa disingkat ORPASH MANSAWANGI.
“Bisa dicek atau ditanyakan ke sekolah kami, jika kami merupakan alumni dari ORPASH MANSAWANGI. Alhamdulillah organisasi tersebut masih ada dan berjalan sampai sekarang ini. Sebagai salah satu alumni, kami setiap tahunnya selalu di undang oleh pembina untuk memberikan materi pecinta alam kepada siswa-siswi MAN 1 Banyuwangi yang ikut DIKLATSAR,” Kata Bondan Madani, Senin 28 Juli 2025.
Masih kata Bondan, tugas utama dari seorang insan pecinta alam adalah menjaga dan melestarikan keasrian alam. Sambil kita memulihkan dan memperbaiki keadaan alam yang sudah tercemar, rusak maupun hancur ke kondisi semula. Ketika melihat adanya kegiatan blasting (peledakan) di gunung tumpang pitu, pihak merasa prihatin dengan kondisi alam serta lingkungan yang rusak diakibatkan oleh perusahaan.
“Seringkali kami bilang, vidio rekaman kegiatan blasting itu tersebar di MEDSOS dan viral. Namun tidak ada upaya dari PEMKAB dan DPRD Banyuwangi untuk melarang perusahaan menghentikan pengeboman tersebut. Semua tahu lewat vidio yang beredar, jika longsoran tanah langsung mencemari dan mengotori laut imbas dari ledakan yang dilakukan oleh PT. BSI,” Ucapnya.
- Advertisement -
Lebih lanjut Bondan menjelaskan bahwa pihaknya sadar jika PT. BSI sudah mengantongi izin eksploitasi dan produksi dari kementerian terkait. Maka mendesak pemerintah pusat untuk mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) perusahaan tersebut bisa dianggap mustahil. Oleh karena itu, kami mendesak kepada pemerintah agar gunung salakan tidak ditambang seperti gunung tumpang pitu.
“Untuk gunung salakan, harga mati jangan sampai ditambang. Perihal permohonan hearing kami kepada DPRD untuk terkait PT BSI, kami minta segera dijadwalkan. Setelah kegiatan ITDBI selesai, lembaga legislatif bisa untuk mengundanghadirkan PEMKAB BANYUWANGI dan PT. BSI,” Ujar Bondan.
Kemudian diakhir wawancara, teman-teman wartawan menanyakan langkah apa yang akan diambil Si Raja Demo, jika DPRD Banyuwangi tidak menjadwalkan permohonan hearing yang diajukan oleh LDKS PIJAR?
- Advertisement -
Dengan tegas Bondan menjawab “Kami pasti akan turun kejalan mendesak DPRD agar segera menjadwalkan hearing. Hari ini kami tak mau mengganggu acara yang diadakan oleh PEMKAB. Setelah ITDBI selesai, kita agendakan aksi jika permohonan kami tidak dipenuhi,” Pungkasnya.
Pewarta.supartono