Lolos Praktisi Mengajar UM, Mohammad Hairul Bawa Roh Pembelajaran Mendalam ke Ruang Kuliah
Jatim Rasionews.com Bondowoso- Dunia pendidikan kembali bergema dengan prestasi gemilang dari Kabupaten Bondowoso. Mohammad Hairul, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 1 Curahdami, resmi lolos sebagai Praktisi Mengajar Mandiri Universitas Negeri Malang (UM). Ia akan berbagi pengetahuan dan pengalamannya pada mata kuliah Kurikulum dan Materi Pembelajaran BSI (PIND236014) di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (BSI).
Pencapaian tersebut menambah bukti bahwa kiprah sosok yang juga merupakan mahasiswa program doktoral di Unesa Surabaya ini yang tiada henti untuk pendidikan. Sebelumnya Hairul dipercaya sebagai Fasilitator Pembelajaran Mendalam oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui BBGTK ( Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan).
Sebagai fasilitator Pembelajaran Mendalam, Hairul memimpin guru-guru dalam menghidupkan strategi pembelajaran yang reflektif dan mendalam. Sementara itu, di Universitas Negeri Malang, Hairul akan berinteraksi langsung dengan mahasiswa calon guru—membangun jembatan antara teori kurikulum dan praktik riil di lapangan.
“Menjadi fasilitator dan praktisi mengajar adalah dua wajah dari satu visi: meningkatkan kualitas guru dan calon guru agar pembelajaran menjadi bermakna, bukan sekadar transfer materi.”
- Advertisement -
Berikut hasil wawancara singkat jurnalis Rasio News (RN) dengan Mohammad Hairul (MH) disela ia mengisi acara IHT Pelatihan Pembelajaran Mendalam di SMPN 1 Cermee Bondowoso (3/9/2025).
RN : Apa tantangan terbesar dari menyandang kedua peran ini?
MH : Kuncinya adalah konsistensi antara refleksi akademis dan praktik lapangan. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa diskusi di kampus tak hanya teoritis tapi juga mencerminkan dinamika di realitas sekolah.
- Advertisement -
RN : Pesan bagi mahasiswa dan guru yang Anda dampingi?
MH : Mahasiswa dan guru harus berani menjembatani antara teori dan praktik. Tanyakan: ‘Bagaimana kurikulum itu hidup di kelas?’. Jawabannya kita gali bersama.
Prestasi ini mencerminkan bahwa guru-guru dari daerah, seperti Bondowoso, bukan hanya mampu menjalankan tugas di sekolah, tetapi juga memberi pengaruh nyata di dunia akademik. Ia menjadi simbol bahwa pengalaman pendidikan di daerah dapat memperkaya kualitas pendidikan secara luas.
Dengan peran ganda yang dijalankan oleh Mohammad Hairul—sebagai fasilitator Pembelajaran Mendalam dan praktisi mengajar di UM—kehadirannya diharapkan menjadi inspirasi bagi pendidik di berbagai jenjang. Beliau bukan sekadar pengajar; beliau adalah penghubung antara kampus dan kelas nyata, antara teori dan praktik yang menyentuh.
(Saiful khamisi)