Jatim.Rasionews com|BANYUWANGI, Talk Show peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 di Aula STIKES Banyuwangi, Kamis (26/6/2025) lalu yang digelar kolaboratif antara GMDM dan YAN LPSS Banyuwangi, menjadi panggung komitmen lintas lembaga untuk memutus mata rantai peredaran narkoba. Namun, persoalan satu bangku kosong mencolok perhatian publik: Kepala Dinas Sosial Banyuwangi, Henik Setyorini, tak hadir tanpa penjelasan yang hingga kini masih menjadi pertanyaan publik.
Padahal, Dinsos memiliki mandat strategis dalam aspek rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba. Ketidakhadiran itu dinilai sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap perang besar melawan narkoba yang tengah digelorakan berbagai pihak.
“Ketidakhadiran Kadinsos bukan sekadar soal protokoler. Ini soal tanggung jawab moral. Kalau pun berhalangan, setidaknya ada pemberitahuan atau kirim perwakilan. Tapi ini benar-benar kosong. Publik bisa bertanya: seberapa serius Dinsos menangani rehabilitasi korban narkoba?” tegas Cinta Arum De Yure (19), warga Singotrunan, Banyuwangi, Finalis Duta Anti Narkoba Granat Jawa Timur 2022, yang saat itu hadir sebagai peserta, Senin (30/6/2025) malam.
Talk show bertema “Sinergi dan Aksi Nyata Menuju Banyuwangi Bersinar: Bersih dari Narkoba” ini dihadiri para panelis utama, termasuk:
Kombespol Fsisol Wahyudi, Kepala BNNK Banyuwangi
- Advertisement -
AKP Nanang Sugiyono, Kasatresnarkoba Polresta Banyuwangi
Agus Hariono, SH, Kasi Pidum Kejari Banyuwangi
R. Agus Mulyono, Kepala Bakesbangpol
- Advertisement -
Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan
KH. Ahmad Shidik, Penyuluh Agama dan Pengasuh Ponpes Al Anwari
serta Dr. Soekardjo, Ketua STIKES Banyuwangi
Suasana talk show berlangsung penuh semangat, namun ketidakhadiran Dinsos mencuatkan kritik tajam. “Semua pihak sudah menunjukkan kehadiran dan kepeduliannya dalam perang melawan narkoba. Sayangnya, instansi yang seharusnya terdepan dalam aspek rehabilitasi malah absen,” lanjut Cinta, yang saat ini sedang menempuh S1 Hukum di Universitas Jember (Unej).
Dr. Soekardjo dalam paparannya menyebut pentingnya sinergi pendidikan dan penyuluhan. “Kami siap menjadikan STIKES sebagai benteng akademis dan sosial untuk edukasi anti-narkoba. Tapi sinergi mutlak diperlukan,” ujarnya.
Acara dibuka oleh MY. Bramudya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang dikenal dengan julukan “Pak ASU” (Asisten Segala Urusan), mewakili Bupati Banyuwangi. Ketua pelaksana Herman Sjahthi dan Ketua GMDM Banyuwangi Risky Halim serta ketua LPSS Hakim Said, menyampaikan pesan penting dari gerakan masyarakat anti-narkoba.
Acara ditutup doa oleh KH. Moh. Ikrom Hasan, tokoh agama sekaligus mantan legislator, yang menegaskan pentingnya moralitas dalam kebijakan publik melawan narkoba.
Sampai berita ini ditayangkan, Kadinsos Banyuwangi, Henik Setyorini, belum memberikan klarifikasinya atas ketidak hadirannya di acara Talk Show Peringatan HANI 2025 yang diselenggarakan secara kolaboratif antara YAN-LPSS Banyuwangi bersama GMDM Banyuwangi.
Pewarta. Supartono